Senin, 23 Desember 2013

Mempopulerkan Teknologi Energi Terbarukan Melalui Penayangan Program TV EduTainment "Eksplorasi Energi Terbarukan"


Permasalahan ketersediaan sumber energi menjadi perhatian yang serius demi keberlangsungan hidup manusia. Persediaan energi fossil kian hari kian menipis dan berdampak pada permasalahan ekonomi. Selama masyarakat Indonesia masih sangat bergantung pada energi fossil, Negara tidak akan pernah bisa mengoptimalkan sumber energi terbarukan. Kurangnya kesadaran masyarakat akan besarnya manfaat penggunaan Teknologi energi terbarukan dikarenakan masih banyaknya masyarakat kita yang minim akan pengetahuan tentang potensi sumber energi terbarukan. Padahal, Indonesia sangat berpotensi menjadi Negara penghasil energi terbarukan dalam skala besar. Intensitas matahari yang cukup besar untuk pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (Solar cell), tanah yang subur dan bisa ditanami tumbuhan berkadar nabati yang bisa dijadikan Bahan Bakar Nabati (BBN), banyak ditemukannya Gunung dengan potensi sumber energi panas bumi, dan sebanyak 38 Juta penduduk Indonesia atau 35% dari total pekerja bekerja di bidang peternakan  yang bisa dimanfaatkan sekaligus dalam pembuatan Biogas.


Strategi optimalisasi potensi Energi Terbarukan meliputi aspek riset, sosial, ekonomi, dan sumber daya manusia serta politik dan hukum. Penelitian riset dan inovasi teknologi terus dilakukan guna mencapai peningkatan efisiensi pemakaian teknologi energi terbarukan, sudah banyak ide-ide mahasiswa Indonesia yang dituangkan ke dalam suatu jurnal di ajang konferensi energi skala international, dan berbagai aksi pengabdian masyarakat terkait sosialisasi dan penerapan teknologi energi terbarukan di berbagai daerah di Indonesia. Namun tindakan tersebut masih dirasa kurang cukup untuk membangkitkan dan mempopulerkan energi terbarukan.
Terlintas dalam benak penulis, Poin terpenting adalah Bagaimana caranya mengemas teknologi energi terbarukan menjadi suatu trend dan gaya hidup yang familiar di kalangan masyarakat, mengingat watak orang-orang Indonesia yang dikenal konsumtif terhadap sesuatu barang yang sedang populer, kondisi tersebut akan sangat menguntungkan. Contohnya teknologi komunikasi HandPhone, dahulu barang ini masih langka karena harganya masih mahal, sejalan dengan perkembangan inovasi dan menjadi suatu trend yang bergengsi sehingga banyak menarik minat calon konsumen dan munculnya pesaing-pesaing dengan harga yang menjadi lebih terjangkau.
Sebagaimana yang kita ketahui pada era digital seperti saat ini, media memiliki peranan yang sangat besar terhadap perubahan trend dan gaya hidup masyarakat. Salah satunya melalui program acara di media Televisi yang tentunya diharapkan mampu menjadi salah satu cara yang efisien untuk memperkenalkan dan mempopulerkan Teknologi energi terbarukan di tengah khalayak, mengingat masih kurangnya intensitas penayangan iklan layanan masyarakat tentang energi terbarukan dari kementrian ESDM. Program acara televisi dengan genre petualangan yang memperkenalkan pesona keindahan alam indonesia berhasil menularkan minat masyarakat untuk pergi berwisata ke tempat-tempat yang masih jarang dikunjungi. Suatu inovasi terbaru dari program acara bergenre jalan-jalan/petualangan dengan konsep yang tidak hanya membahas seputar flora-fauna setempat, adat istiadat, dan wisata kuliner semata, tetapi juga dilengkapi oleh segmen yang khusus membahas, mengkaji, dan mensosialisasikan potensi-potensi sumber energi terbarukan di berbagai wilayah nusantara yang dikemas juga secara lebih menghibur, interaktif, edukatif, informatif, dan persuasif.
Program acara yang diusulkan tersebut diberi nama “Eksplorasi Energi Terbarukan”, yang tentunya sangat diharapkan agar dapat ditayangkan di stasiun televisi nasional pada saat prime time. Program ini akan ditayangkan sehari sekali dalam sepekan selama 30 menit dan terbagi dalam beberapa episode. Acara akan dipandu oleh pembawa acara yang berpenampilan menarik dan tentunya memiliki pengetahuan seputar energi terbarukan. Hal ini dipertimbangkan agar pembawa acara dapat berinteraksi secara langsung dengan pakar/narasumber setempat mengenai keberadaan sumber potensi energi terbarukan. Program acara ini terbagi dalam beberapa segmen, diantaranya yakni penjelasan umum gambaran proses terbentuknya teknologi energi terbarukan dengan bobot materi yang mudah dimengerti sosialisasi, mengkaji dan menganalisis potensi pada suatu daerah yang baru ditemukan untuk dijadikan referensi para peneliti, instansi pemerintah, dan investor, serta mengajak khalayak secara tidak langsung agar tertarik untuk mendukung dan berpastisipasi dalam penggunaan teknologi energi terbarukan dalam skala besar.


Panel Surya di Gili Trawangan-Lombok

Program ini pun tentunya tidak terpisahkan dengan acara jalan-jalan ke suatu tempat wisata, karena daerah wisata yang banyak dikunjungi memiliki tingkat mobilitas yang cukup tinggi, sehingga membutuhkan pasokan energi yang cukup besar pula. Sebagai contoh, di Pulau Gili Trawangan, karena lokasinya di suatu pulau yang jauh dari pembangkit listrik sehingga diperlukan pemasangan kabel listrik bawah laut serta pembangkit genset. Dengan memanfaatkan kelebihan di daerah tersebut yang memiliki intensitas radiasi matahari yang cukup besar, yakni mencapai 500W/m2, PT PLN  bekerja sama dengan PT LEN membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berdaya 60.000 kWp. Namun, masih banyak tempat-tempat wisata yang terkendala dengan pasokan energi listrik, seperti di kepulauan karimun jawa. Listrik hanya menyala di malam hari, PLTS yang terpasang pun masih sangat kurang untuk menopang beban pemakaian listrik warga sekitar.
Selain minimnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat Indonesia akan potensi dan manfaat yang didapat dari penggunaan teknologi tersebut, Rasa khawatir masyarakat akan bahaya dan dampak dari eksplorasi Energi Panas Bumi dan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) menjadi salah satu hambatan Pemerintah dalam mengambil dan memutuskan suatu kebijakan. Faktanya, Energi panas bumi merupakan energi yang bersih dan aman untuk dieksplorasi. Salah satu tempat wisata alam di Pangalengan, Jawa Barat, terdapat site pembangkit energi panas bumi, kabarnya warga setempat masih cemas dengan keberadaan pembangkit listrik tersebut. Sama halnya yang terjadi di Pulau Kalimantan yang sampai sekarang masih sering terjadi pemadaman listrik bergilir, padahal BATAN menetapkan pulau kalimantan sebagai daerah yang cocok untuk dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir karena diprediksikan jarang terjadi Gempa Bumi dan tsunami, tetapi masyarakat setempat yang masih belum siap mengijinkan diberdirikanya PLTN. Berdasarkan data survey yang dimuat di artikel komunitas greenpeace international, kecelakaan yang terjadi pada pegawai yang bekerja di Pertambangan Batu Bara lebih banyak dibandingkan kecelakaan pegawai yang bekerja di PLTN setiap tahunya. Melalui program acara tersebut tentunya diharapkan mampu memberikan ilmu pengetahuan mengenai gambaran mekanisme dan proses eksplorasi yang menjamin tingkat keamananan dan keselamatan yang tinggi sehingga dapat merubah pola pikir dan pandangan mereka ke hal  yang positif dan  memberikan dukungan penuh dalam pelaksanaanya.


Pembangkit Listrik Panas Bumi di Wayang Windu-Jawa Barat

Indonesia merupakan negara yang memiliki ratusan ribu gugus kepulauan. Rasio elektrifikasi di Indonesia masih di bawah target pencapaian, artinya masih banyak daerah-daerah kecil yang belum mendapat perhatian khusus dari pemerintah setempat. Program tersebut dikemas selain untuk memberikan sosialisasi akan besarnya manfaat energi terbarukan, juga akan  mengkaji dan menelaah potensi suatu tempat yang dituju untuk dijadikan suatu data referensi peramalan potensi jika suatu saat nanti dapat dijadikan rekomendasi untuk diterapkan dan diaplikasikan. Seperti di Pulau Peucang yang berstatus Taman Nasional di Ujung kulon, listrik hanya menyala di malam hari, padahal di daerah tersebut memiliki potensi kecepatan Angin yang besar karena jika dilihat dari letak geografisnya yang diapit pertemuan samudra, berpotensi untuk dibangun Pembangkit listrik Tenaga Kincir Angin. Pengetahuan seperti ini akan sangat bermanfaat bagi para peneliti yang tertarik untuk meninjau lebih jauh lagi dan pemerintah setempat tergugah hatinya untuk mendirikanya.

Pembangkit Listrik Tenaga Angin-Pantai Yogyakarta

Pulau Sumatra banyak ditemukan perkebunan kelapa sawit, khususnya di daerah Jambi dan Pekanbaru banyak ditemukan perkebunan kelapa sawit yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan Bahan Bakar Nabati (BBN) seperti biodisel dan bioetanol. Nusa Tenggara Barat yang terkenal dengan populasi ternak sapi, di suatu desa wisata yang memiliki 1500 Ekor sapi dengan jumlah kepala keluarga 1600, sudah menerapkan Sistem Instalasi Biogas di beberapa kandang kolektif masyarakat. Melalui tayangan program ini juga dapat mendorong para pengusaha petani perkebunan kelapa sawit dan peternak sapi di daerah lainya tertarik untuk membuat Bahan Bakar Nabati dan Pemasangan Instalasi Biogas.
Program acara tv sebagai media yang mempertemukan antara permasalahan energi yang dihadapi di suatu daerah dengan kelebihan/potensi yang dimiliki, membenarkan pandangan-pandangan negatif masyarakat selama ini akan bahaya dan dampak dari pembangunan pembangkit listrik tenaga energi terbarukan sekala besar, dan menumbuhkan kesadaran dan minat masyarakat agar beralih ke sumber energi alternatif yang menjanjikan di masa sekarang dan yang akan datang.
Usulan penayangan program acara reality show semacam ini merupakan salah satunya solusi yang masih membutuhkan perjuangan panjang dalam membantu mengurangi ketergantungan negara Indonesia akan bahan bakar fossil untuk beralih ke sumber energi alternatif. Penayangan program acara ini akan berhasil jika mendapat banyak dukungan khususnya dari Station televisi terkemuka, BUMN dan Perusahaan Swasta yang bergerak di bidang energi yang siap mensupport biaya pelaksanaan, Instansi/lembaga energi nasional seperti ESDM yang akan memberikan data-data/informasi persebaran potensi energi terbarukan, dan yang terpenting adalah minat daripada khalayak untuk menonton program tersebut.




Tidak ada komentar: