Minggu, 27 Mei 2012

Membangun IPTEK di Indonesia



Membangun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia

Teknologi adalah kegiatan yang melekat pada manusia yang bermuncul dari sebuah keinginan akan suatu kebutuhan manusia yang berujung pada kepuasan akan pemenuhannya, selama ini teknologi sangat membantu manusia dalam penyelesaian masalah dan mempermudah pekerjaan manusia yang merumitkan. Teknologi bermula dari suatu gagasan dari Ilmu Pengetahuan, yang biasa disebut IPTEK( Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Kemajuan teknologi juga sebagai tolak ukur kemajuan suatu Negara. Dalam membangun ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dipandang dari dua aspek, yaitu secara faktual dan secara gagasan, keduanya saling berkesinambungan, di mana ketika secara gagasan sudah tidak menemukan titik terang maka fakta yang berbicara, yaitu secara faktual.

1.      Membangun IPTEK secara Gagasan
Sudah banyak gagasan gagasan dari mulut para ilmuwan di Indonesia yang terlontar sia-sia, gagasan mereka yang bisa dibilang brilian tetap saja tidak diperhitungkan di negara ini, banyak contoh kasusnya yang terjadi seperti para mahasiswa/i Indonesia yang melanjutkan studinya di luar negeri malah banyak yang ide-ide nya diangkat oleh negara luar dan terbukti membuahkan hasil yang justru menguntungkan bangsa lain daripada bangsanya sendiri, sungguh ironis memang. Mindset-nya orang orang kita masih klasik, lebih percaya dengan kemampuan tenaga asing daripada tenaga pribumi, mungkin jika ditangani oleh tangan asing mendatangkan keuntungan yang berlebih daripada oleh orang pribumi sendiri, contoh kasusnya seperti sekarang sudah banyaknya berdiri perusahaan eksploitasi minyak dan gas di Indonesia yang dikelola oleh Negara tetangga,  itu hanya sebagian dari kepentingan kepentingan penguasa di negeri ini.
Terkadang pendekatan secara gagasan ini tidak sesuai dengan kenyataan yang ada di negara kita ini, sedangkan di negara luar cocok untuk diterapkan atau bahkan dikembangkan, apa kendalanya? yaitu di antaranya harus berurusan dengan kebijakan politik yang merepotkan, ketersediaan masyarakatnya dalam keterbukaan teknologi terbaru, kurangnya perangkat pendukung produksi teknologi , dan yang berpengaruh adalah tingkat kemiskinan yang meningkat, sehingga fokus Pemerintah ke arah sana.
Hal yang utama dalam mengatasi kendala tersebut adalah meyakinkan terlebih dahulu Pemerintah akan gagasan yang diusulkan oleh semua kalangan, baik itu ilmuwan maupun tenaga ahli, dengan cara bagaimana meyakinkanya? Yaitu dengan menanamkan dan mengasah potensi yang dimiliki setiap manusia yang berkehidupan mandiri dan produktif, sebagaimana tertera dalam program dan agenda riset nasional 2010-2014, sekaligus mengentaskan kemiskinan dengan melakukan inovasi inovasi alat untuk peningkatan produksi.
Berbicara soal pendekatan gagasan perlu diingat kembali bahwa sekarang ini idealnya tidak ada yang mendekati ideal terapi fakta di lapangan yang berbicara. Oleh karena nya mari kita diskusikan bagaimana membangun IPTEK dengan pendekatan faktual

2.      Membangun IPTEK secara Faktual
Kenyataan teknologi di Indonesia masih dalam tahap mengatasi masalahnya, belum sampai ke tahap pengembangan atau bahkan kemajuan, karena kita lihat banyak sekali barang-barang teknologi baru yang masuk di pasar, tetapi apakah kita bangga selamanya hanya menjadi sekumpulan orang orang yang konsumtif tetapi tidak produktif ? Hanya duduk manis menunggu kedatangan barang barang baru buatan negara maju, kapan kita bisa keluar dari kondisi seperti ini?
Seharusnya Pemerintah lebih fokus dalam pengembangan teknologi hasil produksi sektor pangan, pertanian dan kebutuhan premier lainnya, bukanya membuka jalan lebar untuk orang orang kaya yang bisa menikmati perkembangan kemajuan teknologi elektronik, seperti gadget dan lainya, tetapi coba perhatikan peningkatan teknologi produksi usaha menengah, contohnya kita mengembangkan alat pembuatan minyak diesel, penggiling beras dan semua alat yang berkaitan dengan pemanfaatan sumber energi terbarukan dengan tangan tangan terampil anak bangsa dan sebisa mungkin dijual dengan harga yang sesuai dengan kantong pelaku usaha menengah agar produksi terus meningkat dan pengangguran berkurang otomatis angka kemiskinan juga sedikit berkurang.

3.      Evaluasi dalam membangun IPTEK di Indonesia
Dalam Agenda Riset Nasional memprioritas pada tujuh (7) bidang fokus pembangunan iptek seperti yang tercantum pada RPJPN 2005–2025, salah satunya untuk bidang Energi disusun dalam tiga kelompok tema riset, yaitu 1. Tema riset Peningkatan Elektrifikasi Nasional 2. Tema riset Bahan Bakar dari Energi Baru dan Terbarukan 3. Tema riset Konservasi Energi. Ketiga tema tersebut masih ditemukanya berbagai masalah, berikut ini uraian dari permasalahan dari ketiga tema tersebut :

  1. Tema riset peningkatan elektrifikasi nasional bertujuan untuk peningkatan kapasitas sumber daya listrik, mengingat di berbagai pedesaan masih banyak yang belum mendapat pasokan listrik dan karena sebagian dari mereka yang tidak mampu untuk membayar rekening listrik, sebenarnya banyak cara dan jalan keluar untuk mengatasi hal itu, tetapi untuk mengembangkanya terkendala oleh beberapa masalah , contohnya seperti : 1. Peningkatan pasokan listrik dengan mengandalkan sumber geothermal, sampai sekarang masih dalam tahap pengembangan dan belum mencapai target yang diinginkan dengan kapasitas sebesar 4.000MW 2. Masih mahalnya harga solar cell yang harganya berkisar 5-10jt dan tidak terjangkau oleh masyarakat ekonomi menengah, karena Negara kita masih mengimpor solar cell, andai saja solar cell dibuat oleh tangan-tangan terampil anak bangsa dan diharapkan harganya pun terjangkau 3. Krisis kepercayaan masyarakat terhadap rencana pemerintah dalam membangun PLTN, masyarakat awam masih takut dan cemas akan radiasi nuklir, padahal PLTN sendiri menyumbang pasokan listrik paling besar, di Negara Negara yang sudah mendirikan PLTN justru boros dalam pemakaian listrik karena mereka tidak hawatir pasokan listriknya akan habis.
  2. Tema riset Bahan Bakar dari Energi Baru dan Terbarukan bertujuan untuk peningkatan kapasitas cadangan sumber daya mineral seperti Minyak Bumi dan Gas, mengingat ketersedian BBM fosil semakin menipis dalam waktu dekat, pemerintah mau tidak mau harus mencari sumber alternative bahan bakar non fosil seperti biofuel, biomassa, dan CBM(coal bed methane), masih menemukan masalah yang sama yaitu lambatnya pergerakan untuk peningkatan produksi bahan bakar alternative yang bersumber pada energy terbarukan. Karena mengingat BBM biomassa dan biofuel membutuhkan biaya produksi yang sedikit lebih mahal dari BBM fosil dan untuk teknologi eksplorasi CBM di Indonesia masih dalam tahap percobaan, salah satu contoh Negara yang berhasil mengembangkan BBM alternative biomassa dan biofuel adalah PETROBRASS dari Negara brasil yang menghasilkan biodiesel dan Negara India yang memanfaatkan Alga sebagai sumber BBM yang low emisi karbon.
  3. Tema riset Konservasi Energi bertujuan untuk pemanfaatan sumber energy dengan bijak dan tepat guna, sulit memang untuk mengatasi permasalahan satu ini , mengingat masyarakat kita yang boros dalam konsumsi energy BBM dan listrik yang berimbas pada peningkatan emisi karbon yang berdamak pada pemanasan global, kurangnya kesadaran hal ini di kalangan masyarakat karena sebagian orang yang masih minim pengetahuanya akan hal ini.
Dari ketiga masalah yang telah disebutkan di atas, kembali ke inti dari permasalahan kemajuan IPTEK di Indonesia yaitu masyarakat kita masih lemah dalam Penguatan Sains Dasar dan Penguatan Dimensi Sosial Kemanusiaan. Pengembangan sains dasar berperanan kunci dalam menjamin keberlanjutan dari upaya pemanfaatan teknologi dan peningkatan daya saing industrI. Tetapi, Masalahnya adalah masyarakat terpelajar kita kurang adanya mental the esteem needs dan the self-actualization needs (teori Abraham Maslov)