Senin, 23 Desember 2013

EVALUATION ON GOVERNMENT POLICY ISSUES ABOUT OBLIGATION OF SOLAR HOME SYSTEM INSTALLATION (STUDY CASE : INDONESIA)




EVALUATION ON GOVERNMENT POLICY ISSUES ABOUT OBLIGATION OF SOLAR HOME SYSTEM INSTALLATION
(STUDY CASE : INDONESIA)

Eki Farlen
Engineering Physic, Gadjah Mada University, Yogyakarta-Indonesia
Email : eki.farlen@yahoo.com

ABSTRACT - Problems electricity happened in indonesia especially in household sector make government must find new strategic to solve it, In respond to government policy issues which will release new rule that every luxury home which will be built in indonesia in 2013 whose have power capacity more than 6600 VA (R3 Class) must invest 20% from total cost of their home for solar home system installation, this paper aims to forecast and evaluate the government policy issue by using LEAP simulation method for long term from 2013 till 2025 in order to know how much government will save the energy electric consumption if the policy be aplicated. Based on result of simulation , if 61% of new and old home from total of 36838 luxury home in 2025 will have been used SHS, PT PLN and government will save energy electric consumption 21767.3 GWh or equivalent with 6.8 US$ billion and percentage of electrification ratio increased to 2%.

KEY WORD : Solar Home System, LEAP, Energy electric consumption, Government Policy issues




Full Paper can be Downloaded at


RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING RESPON PERUBAHAN SUHU PENGKONDISIAN UDARA PADA RUANG RAWAT INAP

(Studi Kasus: RSUP Dr Sardjito)

Eki Farlen
Jurusan Teknik Fisika FT UGM
Jln. Grafika 2 Yogyakarta 55281 INDONESIA

Intisari- Pengkondisian udara di rumah sakit mempunyai peran yang penting guna mendapatkan kenyamanan pasien. Setiap ruangan ber-AC akan terasa tidak nyaman jika salah satunya disebabkan oleh tidak meratanya distribusi suhu di dalam ruangan tersebut. Oleh karena itu dirancang suatu sistem monitoring respon perubahan suhu AC secara real time dengan menempatkan sensor suhu di titik zona nyaman pasien di Ruang Rawat Inap RS. Sardjito guna mengetahui keadaan pasien apakah selalu terjaga dalam zona kenyamanan termal yang mengacu pada standard ASHRAE, SNI 03-6572-2001, dan Pedoman teknis tata udara rumah sakit.
AC yang dipakai ruang rawat inap VIP berkapasitas 2 PK atau setara dengan 5275 Watt  sudah cukup efisien mendinginkan ruangan yang berukuran 35,2 m2 mengingat beban puncak panas sensibel dan laten yang diperkirakan pada ruang tersebut tidak jauh lebih besar melebihi kapasitas AC, yaitu sebesar 6230,51 Watt. Ketiga zona pengukuran berada pada zona kenyamanan termal pasien dan hasil pengujian respon set-point tetap dengan variasi pengaturan kecepatan fan AC menunjukkan bahwa suhu ruangan rata-rata dengan beban panas sebesar 2100 Watt mencapai keadaan steady pada suhu 24oC di menit ke-14. Panas total sensibel dan laten sebesar 3139 Watt yang dibangkitkan selama pengujian respon gangguan internal  mengakibatkan kenaikan suhu ruangan hingga 25,2 oC, ruangan masih dalam zona nyaman standard SNI karena masih berada pada rentang suhu 22,8oC hingga 25,8oC.
Kata Kunci : monitoring suhu, zona nyaman, pengkondisian udara, beban pendinginan

Abstract- Air conditioning in hospitals have an important role to obtain the patient's comfort. Each air-conditioned room will feel uncomfortable if one of them caused by the uneven of room temperature  distribution. Therefore, writer designed system monitoring of air conditioning temperature response change in real time by placing a temperature sensor at some point of comfort zone in Inpatient room of Sardjito Hospital to determine whether the patient's condition is always maintained in the thermal comfort zone which refers to the ASHRAE standard, SNI 03-6572-2001, and technical guidelines HVAC hospital.
 AC which used in VIP wards have capacity amount 2 PK or equivalent to 5275 Watt have enough efficient to cool the room the size of  35,2 m2 because total peak of sensible and latent heat expected in the space not much bigger than the capacity of AC,  equal to 6230,51 Watt. The three sensor of the measurement were located around thermal comfort zone and the result of response testing  of set-point fixed with variation of AC fan speed settings show that the average temperature of the room with a cooling load  amount 2100 Watts reach steady state at a temperature of 24oC in the 14th minute. Total of Sensible and latent heat amount  3139 watts that are generated during the testing of internal disturbance response resulted in increasing of room temperature from 24oC till 25,2°C , the room still at comfort zone because still in SNI standard temperature range between  22,8oC to 25,8oC.

Keyword : temperature monitoring, comfort zone, air conditioning, cooling load



Full Paper can be downloaded at



Mempopulerkan Teknologi Energi Terbarukan Melalui Penayangan Program TV EduTainment "Eksplorasi Energi Terbarukan"


Permasalahan ketersediaan sumber energi menjadi perhatian yang serius demi keberlangsungan hidup manusia. Persediaan energi fossil kian hari kian menipis dan berdampak pada permasalahan ekonomi. Selama masyarakat Indonesia masih sangat bergantung pada energi fossil, Negara tidak akan pernah bisa mengoptimalkan sumber energi terbarukan. Kurangnya kesadaran masyarakat akan besarnya manfaat penggunaan Teknologi energi terbarukan dikarenakan masih banyaknya masyarakat kita yang minim akan pengetahuan tentang potensi sumber energi terbarukan. Padahal, Indonesia sangat berpotensi menjadi Negara penghasil energi terbarukan dalam skala besar. Intensitas matahari yang cukup besar untuk pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (Solar cell), tanah yang subur dan bisa ditanami tumbuhan berkadar nabati yang bisa dijadikan Bahan Bakar Nabati (BBN), banyak ditemukannya Gunung dengan potensi sumber energi panas bumi, dan sebanyak 38 Juta penduduk Indonesia atau 35% dari total pekerja bekerja di bidang peternakan  yang bisa dimanfaatkan sekaligus dalam pembuatan Biogas.


Strategi optimalisasi potensi Energi Terbarukan meliputi aspek riset, sosial, ekonomi, dan sumber daya manusia serta politik dan hukum. Penelitian riset dan inovasi teknologi terus dilakukan guna mencapai peningkatan efisiensi pemakaian teknologi energi terbarukan, sudah banyak ide-ide mahasiswa Indonesia yang dituangkan ke dalam suatu jurnal di ajang konferensi energi skala international, dan berbagai aksi pengabdian masyarakat terkait sosialisasi dan penerapan teknologi energi terbarukan di berbagai daerah di Indonesia. Namun tindakan tersebut masih dirasa kurang cukup untuk membangkitkan dan mempopulerkan energi terbarukan.
Terlintas dalam benak penulis, Poin terpenting adalah Bagaimana caranya mengemas teknologi energi terbarukan menjadi suatu trend dan gaya hidup yang familiar di kalangan masyarakat, mengingat watak orang-orang Indonesia yang dikenal konsumtif terhadap sesuatu barang yang sedang populer, kondisi tersebut akan sangat menguntungkan. Contohnya teknologi komunikasi HandPhone, dahulu barang ini masih langka karena harganya masih mahal, sejalan dengan perkembangan inovasi dan menjadi suatu trend yang bergengsi sehingga banyak menarik minat calon konsumen dan munculnya pesaing-pesaing dengan harga yang menjadi lebih terjangkau.
Sebagaimana yang kita ketahui pada era digital seperti saat ini, media memiliki peranan yang sangat besar terhadap perubahan trend dan gaya hidup masyarakat. Salah satunya melalui program acara di media Televisi yang tentunya diharapkan mampu menjadi salah satu cara yang efisien untuk memperkenalkan dan mempopulerkan Teknologi energi terbarukan di tengah khalayak, mengingat masih kurangnya intensitas penayangan iklan layanan masyarakat tentang energi terbarukan dari kementrian ESDM. Program acara televisi dengan genre petualangan yang memperkenalkan pesona keindahan alam indonesia berhasil menularkan minat masyarakat untuk pergi berwisata ke tempat-tempat yang masih jarang dikunjungi. Suatu inovasi terbaru dari program acara bergenre jalan-jalan/petualangan dengan konsep yang tidak hanya membahas seputar flora-fauna setempat, adat istiadat, dan wisata kuliner semata, tetapi juga dilengkapi oleh segmen yang khusus membahas, mengkaji, dan mensosialisasikan potensi-potensi sumber energi terbarukan di berbagai wilayah nusantara yang dikemas juga secara lebih menghibur, interaktif, edukatif, informatif, dan persuasif.
Program acara yang diusulkan tersebut diberi nama “Eksplorasi Energi Terbarukan”, yang tentunya sangat diharapkan agar dapat ditayangkan di stasiun televisi nasional pada saat prime time. Program ini akan ditayangkan sehari sekali dalam sepekan selama 30 menit dan terbagi dalam beberapa episode. Acara akan dipandu oleh pembawa acara yang berpenampilan menarik dan tentunya memiliki pengetahuan seputar energi terbarukan. Hal ini dipertimbangkan agar pembawa acara dapat berinteraksi secara langsung dengan pakar/narasumber setempat mengenai keberadaan sumber potensi energi terbarukan. Program acara ini terbagi dalam beberapa segmen, diantaranya yakni penjelasan umum gambaran proses terbentuknya teknologi energi terbarukan dengan bobot materi yang mudah dimengerti sosialisasi, mengkaji dan menganalisis potensi pada suatu daerah yang baru ditemukan untuk dijadikan referensi para peneliti, instansi pemerintah, dan investor, serta mengajak khalayak secara tidak langsung agar tertarik untuk mendukung dan berpastisipasi dalam penggunaan teknologi energi terbarukan dalam skala besar.


Panel Surya di Gili Trawangan-Lombok

Program ini pun tentunya tidak terpisahkan dengan acara jalan-jalan ke suatu tempat wisata, karena daerah wisata yang banyak dikunjungi memiliki tingkat mobilitas yang cukup tinggi, sehingga membutuhkan pasokan energi yang cukup besar pula. Sebagai contoh, di Pulau Gili Trawangan, karena lokasinya di suatu pulau yang jauh dari pembangkit listrik sehingga diperlukan pemasangan kabel listrik bawah laut serta pembangkit genset. Dengan memanfaatkan kelebihan di daerah tersebut yang memiliki intensitas radiasi matahari yang cukup besar, yakni mencapai 500W/m2, PT PLN  bekerja sama dengan PT LEN membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berdaya 60.000 kWp. Namun, masih banyak tempat-tempat wisata yang terkendala dengan pasokan energi listrik, seperti di kepulauan karimun jawa. Listrik hanya menyala di malam hari, PLTS yang terpasang pun masih sangat kurang untuk menopang beban pemakaian listrik warga sekitar.
Selain minimnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat Indonesia akan potensi dan manfaat yang didapat dari penggunaan teknologi tersebut, Rasa khawatir masyarakat akan bahaya dan dampak dari eksplorasi Energi Panas Bumi dan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) menjadi salah satu hambatan Pemerintah dalam mengambil dan memutuskan suatu kebijakan. Faktanya, Energi panas bumi merupakan energi yang bersih dan aman untuk dieksplorasi. Salah satu tempat wisata alam di Pangalengan, Jawa Barat, terdapat site pembangkit energi panas bumi, kabarnya warga setempat masih cemas dengan keberadaan pembangkit listrik tersebut. Sama halnya yang terjadi di Pulau Kalimantan yang sampai sekarang masih sering terjadi pemadaman listrik bergilir, padahal BATAN menetapkan pulau kalimantan sebagai daerah yang cocok untuk dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir karena diprediksikan jarang terjadi Gempa Bumi dan tsunami, tetapi masyarakat setempat yang masih belum siap mengijinkan diberdirikanya PLTN. Berdasarkan data survey yang dimuat di artikel komunitas greenpeace international, kecelakaan yang terjadi pada pegawai yang bekerja di Pertambangan Batu Bara lebih banyak dibandingkan kecelakaan pegawai yang bekerja di PLTN setiap tahunya. Melalui program acara tersebut tentunya diharapkan mampu memberikan ilmu pengetahuan mengenai gambaran mekanisme dan proses eksplorasi yang menjamin tingkat keamananan dan keselamatan yang tinggi sehingga dapat merubah pola pikir dan pandangan mereka ke hal  yang positif dan  memberikan dukungan penuh dalam pelaksanaanya.


Pembangkit Listrik Panas Bumi di Wayang Windu-Jawa Barat

Indonesia merupakan negara yang memiliki ratusan ribu gugus kepulauan. Rasio elektrifikasi di Indonesia masih di bawah target pencapaian, artinya masih banyak daerah-daerah kecil yang belum mendapat perhatian khusus dari pemerintah setempat. Program tersebut dikemas selain untuk memberikan sosialisasi akan besarnya manfaat energi terbarukan, juga akan  mengkaji dan menelaah potensi suatu tempat yang dituju untuk dijadikan suatu data referensi peramalan potensi jika suatu saat nanti dapat dijadikan rekomendasi untuk diterapkan dan diaplikasikan. Seperti di Pulau Peucang yang berstatus Taman Nasional di Ujung kulon, listrik hanya menyala di malam hari, padahal di daerah tersebut memiliki potensi kecepatan Angin yang besar karena jika dilihat dari letak geografisnya yang diapit pertemuan samudra, berpotensi untuk dibangun Pembangkit listrik Tenaga Kincir Angin. Pengetahuan seperti ini akan sangat bermanfaat bagi para peneliti yang tertarik untuk meninjau lebih jauh lagi dan pemerintah setempat tergugah hatinya untuk mendirikanya.

Pembangkit Listrik Tenaga Angin-Pantai Yogyakarta

Pulau Sumatra banyak ditemukan perkebunan kelapa sawit, khususnya di daerah Jambi dan Pekanbaru banyak ditemukan perkebunan kelapa sawit yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan Bahan Bakar Nabati (BBN) seperti biodisel dan bioetanol. Nusa Tenggara Barat yang terkenal dengan populasi ternak sapi, di suatu desa wisata yang memiliki 1500 Ekor sapi dengan jumlah kepala keluarga 1600, sudah menerapkan Sistem Instalasi Biogas di beberapa kandang kolektif masyarakat. Melalui tayangan program ini juga dapat mendorong para pengusaha petani perkebunan kelapa sawit dan peternak sapi di daerah lainya tertarik untuk membuat Bahan Bakar Nabati dan Pemasangan Instalasi Biogas.
Program acara tv sebagai media yang mempertemukan antara permasalahan energi yang dihadapi di suatu daerah dengan kelebihan/potensi yang dimiliki, membenarkan pandangan-pandangan negatif masyarakat selama ini akan bahaya dan dampak dari pembangunan pembangkit listrik tenaga energi terbarukan sekala besar, dan menumbuhkan kesadaran dan minat masyarakat agar beralih ke sumber energi alternatif yang menjanjikan di masa sekarang dan yang akan datang.
Usulan penayangan program acara reality show semacam ini merupakan salah satunya solusi yang masih membutuhkan perjuangan panjang dalam membantu mengurangi ketergantungan negara Indonesia akan bahan bakar fossil untuk beralih ke sumber energi alternatif. Penayangan program acara ini akan berhasil jika mendapat banyak dukungan khususnya dari Station televisi terkemuka, BUMN dan Perusahaan Swasta yang bergerak di bidang energi yang siap mensupport biaya pelaksanaan, Instansi/lembaga energi nasional seperti ESDM yang akan memberikan data-data/informasi persebaran potensi energi terbarukan, dan yang terpenting adalah minat daripada khalayak untuk menonton program tersebut.