Permasalahan
ketersediaan sumber energi menjadi perhatian yang serius demi keberlangsungan
hidup manusia. Persediaan energi fossil kian hari kian menipis dan berdampak
pada permasalahan ekonomi. Selama masyarakat Indonesia masih sangat bergantung
pada energi fossil, Negara tidak akan pernah bisa mengoptimalkan sumber energi
terbarukan. Kurangnya kesadaran masyarakat akan besarnya manfaat penggunaan
Teknologi energi terbarukan dikarenakan masih banyaknya masyarakat kita yang
minim akan pengetahuan tentang potensi sumber energi terbarukan. Padahal, Indonesia
sangat berpotensi menjadi Negara penghasil energi terbarukan dalam skala besar.
Intensitas matahari yang cukup besar untuk pemanfaatan Pembangkit Listrik
Tenaga Surya (Solar cell), tanah yang subur dan bisa ditanami tumbuhan berkadar
nabati yang bisa dijadikan Bahan Bakar Nabati (BBN), banyak ditemukannya Gunung
dengan potensi sumber energi panas bumi, dan sebanyak 38 Juta penduduk Indonesia
atau 35% dari total pekerja bekerja di bidang peternakan yang bisa dimanfaatkan sekaligus dalam
pembuatan Biogas.
Strategi optimalisasi potensi Energi Terbarukan
meliputi aspek riset, sosial, ekonomi, dan sumber daya manusia serta politik
dan hukum. Penelitian riset dan inovasi teknologi terus dilakukan guna mencapai
peningkatan efisiensi pemakaian teknologi energi terbarukan, sudah banyak
ide-ide mahasiswa Indonesia yang dituangkan ke dalam suatu jurnal di ajang
konferensi energi skala international, dan berbagai aksi pengabdian masyarakat
terkait sosialisasi dan penerapan teknologi energi terbarukan di berbagai
daerah di Indonesia. Namun tindakan tersebut masih dirasa kurang cukup untuk
membangkitkan dan mempopulerkan energi terbarukan.
Terlintas
dalam benak penulis, Poin terpenting adalah Bagaimana caranya mengemas
teknologi energi terbarukan menjadi suatu trend dan gaya hidup yang familiar di
kalangan masyarakat, mengingat watak orang-orang Indonesia yang dikenal konsumtif
terhadap sesuatu barang yang sedang populer, kondisi tersebut akan sangat menguntungkan.
Contohnya teknologi komunikasi HandPhone, dahulu barang ini masih langka karena
harganya masih mahal, sejalan dengan perkembangan inovasi dan menjadi suatu
trend yang bergengsi sehingga banyak menarik minat calon konsumen dan munculnya
pesaing-pesaing dengan harga yang menjadi lebih terjangkau.
Sebagaimana
yang kita ketahui pada era digital seperti saat ini, media memiliki peranan
yang sangat besar terhadap perubahan trend dan gaya hidup masyarakat. Salah
satunya melalui program acara di media Televisi yang tentunya diharapkan mampu
menjadi salah satu cara yang efisien untuk memperkenalkan dan mempopulerkan
Teknologi energi terbarukan di tengah khalayak, mengingat masih kurangnya
intensitas penayangan iklan layanan masyarakat tentang energi terbarukan dari
kementrian ESDM. Program acara televisi dengan
genre petualangan yang memperkenalkan pesona keindahan alam indonesia
berhasil menularkan minat masyarakat untuk pergi berwisata ke tempat-tempat
yang masih jarang dikunjungi. Suatu inovasi terbaru dari program acara bergenre
jalan-jalan/petualangan dengan
konsep yang tidak hanya membahas seputar flora-fauna setempat, adat
istiadat, dan wisata kuliner semata, tetapi juga dilengkapi oleh segmen yang
khusus membahas, mengkaji, dan mensosialisasikan potensi-potensi sumber energi
terbarukan di berbagai wilayah nusantara yang dikemas juga secara lebih menghibur, interaktif, edukatif,
informatif, dan persuasif.
Program
acara yang diusulkan tersebut diberi nama “Eksplorasi Energi Terbarukan”, yang
tentunya sangat diharapkan agar dapat ditayangkan di stasiun televisi nasional pada saat prime time. Program ini akan ditayangkan sehari sekali dalam
sepekan selama 30 menit dan terbagi dalam beberapa episode. Acara akan dipandu
oleh pembawa acara yang berpenampilan menarik dan tentunya memiliki pengetahuan
seputar energi terbarukan. Hal ini dipertimbangkan agar pembawa acara dapat
berinteraksi secara langsung dengan pakar/narasumber setempat mengenai keberadaan
sumber potensi energi terbarukan. Program
acara ini terbagi dalam beberapa
segmen, diantaranya yakni penjelasan umum
gambaran proses terbentuknya teknologi energi terbarukan dengan bobot materi
yang mudah dimengerti sosialisasi, mengkaji dan menganalisis potensi pada suatu
daerah yang baru ditemukan untuk dijadikan referensi para peneliti, instansi
pemerintah, dan investor, serta mengajak khalayak secara tidak langsung agar
tertarik untuk mendukung dan berpastisipasi dalam penggunaan teknologi energi
terbarukan dalam skala besar.
|
Panel Surya di Gili Trawangan-Lombok |
Program
ini pun tentunya tidak terpisahkan dengan acara jalan-jalan ke suatu tempat
wisata, karena daerah wisata yang banyak dikunjungi memiliki tingkat mobilitas
yang cukup tinggi, sehingga membutuhkan pasokan energi yang cukup besar pula. Sebagai
contoh, di Pulau Gili Trawangan, karena lokasinya di suatu pulau yang jauh dari
pembangkit listrik sehingga diperlukan pemasangan kabel listrik bawah laut serta
pembangkit genset. Dengan memanfaatkan kelebihan di daerah tersebut yang memiliki
intensitas radiasi matahari yang cukup besar, yakni mencapai 500W/m2,
PT PLN bekerja sama dengan PT LEN
membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berdaya 60.000 kWp. Namun,
masih banyak tempat-tempat wisata yang terkendala dengan pasokan energi
listrik, seperti di kepulauan karimun jawa. Listrik hanya menyala di malam
hari, PLTS yang terpasang pun masih sangat kurang untuk menopang beban
pemakaian listrik warga sekitar.
Selain
minimnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat Indonesia akan potensi dan manfaat
yang didapat dari penggunaan teknologi tersebut, Rasa khawatir masyarakat akan
bahaya dan dampak dari eksplorasi Energi Panas Bumi dan Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir (PLTN) menjadi salah satu hambatan Pemerintah dalam mengambil dan
memutuskan suatu kebijakan. Faktanya, Energi panas bumi merupakan energi yang
bersih dan aman untuk dieksplorasi. Salah satu tempat wisata alam di Pangalengan,
Jawa Barat, terdapat site pembangkit
energi panas bumi, kabarnya warga setempat masih cemas dengan keberadaan pembangkit
listrik tersebut. Sama halnya yang terjadi di Pulau Kalimantan yang sampai
sekarang masih sering terjadi pemadaman listrik bergilir, padahal BATAN
menetapkan pulau kalimantan sebagai daerah yang cocok untuk dibangun Pembangkit
Listrik Tenaga Nuklir karena diprediksikan jarang terjadi Gempa Bumi dan
tsunami, tetapi masyarakat setempat yang masih belum siap mengijinkan
diberdirikanya PLTN. Berdasarkan data survey yang dimuat di artikel komunitas
greenpeace international, kecelakaan yang terjadi pada pegawai yang bekerja di
Pertambangan Batu Bara lebih banyak dibandingkan kecelakaan pegawai yang
bekerja di PLTN setiap tahunya. Melalui
program acara tersebut tentunya diharapkan mampu memberikan ilmu
pengetahuan mengenai gambaran mekanisme dan proses eksplorasi yang menjamin tingkat
keamananan dan keselamatan yang tinggi sehingga
dapat merubah pola pikir dan pandangan mereka ke hal yang positif dan memberikan dukungan penuh dalam pelaksanaanya.
|
Pembangkit Listrik Panas Bumi di Wayang Windu-Jawa Barat |
Indonesia
merupakan negara yang memiliki ratusan ribu gugus kepulauan. Rasio
elektrifikasi di Indonesia masih di bawah target pencapaian, artinya masih
banyak daerah-daerah kecil yang belum mendapat perhatian khusus dari pemerintah
setempat. Program tersebut
dikemas selain untuk memberikan sosialisasi akan besarnya manfaat energi
terbarukan, juga akan mengkaji dan
menelaah potensi suatu tempat yang dituju untuk dijadikan suatu data referensi
peramalan potensi jika suatu saat nanti dapat dijadikan rekomendasi untuk
diterapkan dan diaplikasikan. Seperti di Pulau Peucang yang berstatus Taman Nasional
di Ujung kulon, listrik hanya menyala di malam hari, padahal di daerah tersebut
memiliki potensi kecepatan Angin yang besar karena jika dilihat dari letak
geografisnya yang diapit pertemuan samudra, berpotensi untuk dibangun
Pembangkit listrik Tenaga Kincir Angin. Pengetahuan seperti ini akan sangat
bermanfaat bagi para peneliti yang tertarik untuk meninjau lebih jauh lagi dan
pemerintah setempat tergugah hatinya untuk mendirikanya.
|
Pembangkit Listrik Tenaga Angin-Pantai Yogyakarta |
Pulau
Sumatra banyak ditemukan perkebunan kelapa sawit, khususnya di daerah Jambi dan
Pekanbaru banyak ditemukan perkebunan kelapa sawit yang dapat dimanfaatkan
untuk pembuatan Bahan Bakar Nabati (BBN) seperti biodisel dan bioetanol. Nusa
Tenggara Barat yang terkenal dengan populasi ternak sapi, di suatu desa wisata
yang memiliki 1500 Ekor sapi dengan jumlah kepala keluarga 1600, sudah
menerapkan Sistem Instalasi Biogas di beberapa kandang kolektif masyarakat. Melalui tayangan program ini juga dapat
mendorong para pengusaha petani perkebunan kelapa sawit dan peternak sapi di
daerah lainya tertarik untuk membuat Bahan Bakar Nabati dan Pemasangan
Instalasi Biogas.
Program
acara tv sebagai media yang mempertemukan antara permasalahan energi yang
dihadapi di suatu daerah dengan kelebihan/potensi yang dimiliki, membenarkan
pandangan-pandangan negatif masyarakat selama ini akan bahaya dan dampak dari
pembangunan pembangkit listrik tenaga energi terbarukan sekala besar, dan menumbuhkan
kesadaran dan minat masyarakat agar beralih ke sumber energi alternatif yang
menjanjikan di masa sekarang dan yang akan datang.
Usulan
penayangan program acara reality show semacam ini merupakan salah satunya
solusi yang masih membutuhkan perjuangan panjang dalam membantu mengurangi
ketergantungan negara Indonesia akan bahan bakar fossil untuk beralih ke sumber
energi alternatif. Penayangan program acara ini akan berhasil jika mendapat
banyak dukungan khususnya dari Station televisi terkemuka, BUMN dan Perusahaan
Swasta yang bergerak di bidang energi yang siap mensupport biaya pelaksanaan, Instansi/lembaga
energi nasional seperti ESDM yang akan memberikan data-data/informasi
persebaran potensi energi terbarukan, dan yang terpenting adalah minat daripada
khalayak untuk menonton program tersebut.