Membangun
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia
Teknologi
adalah kegiatan yang melekat pada manusia yang bermuncul dari sebuah
keinginan akan suatu kebutuhan manusia yang berujung pada kepuasan akan
pemenuhannya, selama ini teknologi sangat membantu manusia dalam penyelesaian
masalah dan mempermudah pekerjaan manusia yang merumitkan. Teknologi bermula
dari suatu gagasan dari Ilmu Pengetahuan, yang biasa disebut IPTEK( Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi). Kemajuan teknologi juga sebagai tolak ukur kemajuan
suatu Negara. Dalam
membangun ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dipandang dari dua aspek, yaitu
secara faktual dan secara gagasan, keduanya saling berkesinambungan, di mana
ketika secara gagasan sudah tidak menemukan titik terang maka fakta yang
berbicara, yaitu secara faktual.
1.
Membangun
IPTEK secara Gagasan
Sudah
banyak gagasan gagasan dari mulut para ilmuwan di Indonesia yang terlontar
sia-sia, gagasan mereka yang bisa dibilang brilian tetap saja tidak
diperhitungkan di negara ini, banyak contoh kasusnya yang terjadi seperti para
mahasiswa/i Indonesia yang melanjutkan studinya di luar negeri malah banyak
yang ide-ide nya diangkat oleh negara luar dan terbukti membuahkan hasil yang
justru menguntungkan bangsa lain daripada bangsanya sendiri, sungguh ironis
memang. Mindset-nya orang orang kita masih klasik, lebih percaya dengan
kemampuan tenaga asing daripada tenaga pribumi, mungkin jika ditangani oleh
tangan asing mendatangkan keuntungan yang berlebih daripada oleh orang pribumi
sendiri, contoh kasusnya seperti sekarang sudah banyaknya berdiri perusahaan
eksploitasi minyak dan gas di Indonesia yang dikelola oleh Negara tetangga, itu hanya sebagian dari kepentingan
kepentingan penguasa di negeri ini.
Terkadang
pendekatan secara gagasan ini tidak sesuai dengan kenyataan yang ada di negara
kita ini, sedangkan di negara luar cocok untuk diterapkan atau bahkan
dikembangkan, apa kendalanya? yaitu di antaranya harus berurusan dengan
kebijakan politik yang merepotkan, ketersediaan masyarakatnya dalam keterbukaan
teknologi terbaru, kurangnya perangkat pendukung produksi teknologi , dan yang
berpengaruh adalah tingkat kemiskinan yang meningkat, sehingga fokus Pemerintah
ke arah sana.
Hal yang
utama dalam mengatasi kendala tersebut adalah meyakinkan terlebih dahulu
Pemerintah akan gagasan yang diusulkan oleh semua kalangan, baik itu ilmuwan
maupun tenaga ahli, dengan cara bagaimana meyakinkanya? Yaitu dengan menanamkan
dan mengasah potensi yang dimiliki setiap manusia yang berkehidupan mandiri dan
produktif, sebagaimana tertera dalam program dan agenda riset nasional
2010-2014, sekaligus mengentaskan kemiskinan dengan melakukan inovasi inovasi
alat untuk peningkatan produksi.
Berbicara
soal pendekatan gagasan perlu diingat kembali bahwa sekarang ini idealnya tidak
ada yang mendekati ideal terapi fakta di lapangan yang berbicara. Oleh karena
nya mari kita diskusikan bagaimana membangun IPTEK dengan pendekatan faktual
2.
Membangun
IPTEK secara Faktual
Kenyataan
teknologi di Indonesia masih dalam tahap mengatasi masalahnya, belum sampai ke
tahap pengembangan atau bahkan kemajuan, karena kita lihat banyak sekali
barang-barang teknologi baru yang masuk di pasar, tetapi apakah kita bangga
selamanya hanya menjadi sekumpulan orang orang yang konsumtif tetapi tidak
produktif ? Hanya duduk manis menunggu kedatangan barang barang baru buatan
negara maju, kapan kita bisa keluar dari kondisi seperti ini?
Seharusnya
Pemerintah lebih fokus dalam pengembangan teknologi hasil produksi sektor
pangan, pertanian dan kebutuhan premier lainnya, bukanya membuka jalan lebar
untuk orang orang kaya yang bisa menikmati perkembangan kemajuan teknologi elektronik,
seperti gadget dan lainya, tetapi coba perhatikan peningkatan teknologi
produksi usaha menengah, contohnya kita mengembangkan alat pembuatan minyak
diesel, penggiling beras dan semua alat yang berkaitan dengan pemanfaatan
sumber energi terbarukan dengan tangan tangan terampil anak bangsa dan sebisa
mungkin dijual dengan harga yang sesuai dengan kantong pelaku usaha menengah
agar produksi terus meningkat dan pengangguran berkurang otomatis angka
kemiskinan juga sedikit berkurang.
3.
Evaluasi
dalam membangun IPTEK di Indonesia
Dalam
Agenda Riset Nasional memprioritas pada tujuh (7) bidang fokus pembangunan
iptek seperti yang tercantum pada RPJPN 2005–2025, salah satunya untuk bidang Energi disusun dalam tiga kelompok
tema riset, yaitu 1. Tema riset Peningkatan Elektrifikasi Nasional 2. Tema
riset Bahan Bakar dari Energi Baru dan Terbarukan 3. Tema riset Konservasi
Energi. Ketiga
tema tersebut masih ditemukanya berbagai masalah, berikut ini uraian dari
permasalahan dari ketiga tema tersebut :
- Tema riset peningkatan elektrifikasi nasional bertujuan untuk peningkatan kapasitas sumber daya listrik, mengingat di berbagai pedesaan masih banyak yang belum mendapat pasokan listrik dan karena sebagian dari mereka yang tidak mampu untuk membayar rekening listrik, sebenarnya banyak cara dan jalan keluar untuk mengatasi hal itu, tetapi untuk mengembangkanya terkendala oleh beberapa masalah , contohnya seperti : 1. Peningkatan pasokan listrik dengan mengandalkan sumber geothermal, sampai sekarang masih dalam tahap pengembangan dan belum mencapai target yang diinginkan dengan kapasitas sebesar 4.000MW 2. Masih mahalnya harga solar cell yang harganya berkisar 5-10jt dan tidak terjangkau oleh masyarakat ekonomi menengah, karena Negara kita masih mengimpor solar cell, andai saja solar cell dibuat oleh tangan-tangan terampil anak bangsa dan diharapkan harganya pun terjangkau 3. Krisis kepercayaan masyarakat terhadap rencana pemerintah dalam membangun PLTN, masyarakat awam masih takut dan cemas akan radiasi nuklir, padahal PLTN sendiri menyumbang pasokan listrik paling besar, di Negara Negara yang sudah mendirikan PLTN justru boros dalam pemakaian listrik karena mereka tidak hawatir pasokan listriknya akan habis.
- Tema riset Bahan Bakar dari Energi Baru dan Terbarukan bertujuan untuk peningkatan kapasitas cadangan sumber daya mineral seperti Minyak Bumi dan Gas, mengingat ketersedian BBM fosil semakin menipis dalam waktu dekat, pemerintah mau tidak mau harus mencari sumber alternative bahan bakar non fosil seperti biofuel, biomassa, dan CBM(coal bed methane), masih menemukan masalah yang sama yaitu lambatnya pergerakan untuk peningkatan produksi bahan bakar alternative yang bersumber pada energy terbarukan. Karena mengingat BBM biomassa dan biofuel membutuhkan biaya produksi yang sedikit lebih mahal dari BBM fosil dan untuk teknologi eksplorasi CBM di Indonesia masih dalam tahap percobaan, salah satu contoh Negara yang berhasil mengembangkan BBM alternative biomassa dan biofuel adalah PETROBRASS dari Negara brasil yang menghasilkan biodiesel dan Negara India yang memanfaatkan Alga sebagai sumber BBM yang low emisi karbon.
- Tema riset Konservasi Energi bertujuan untuk pemanfaatan sumber energy dengan bijak dan tepat guna, sulit memang untuk mengatasi permasalahan satu ini , mengingat masyarakat kita yang boros dalam konsumsi energy BBM dan listrik yang berimbas pada peningkatan emisi karbon yang berdamak pada pemanasan global, kurangnya kesadaran hal ini di kalangan masyarakat karena sebagian orang yang masih minim pengetahuanya akan hal ini.
Dari
ketiga masalah yang telah disebutkan di atas, kembali ke inti dari permasalahan
kemajuan IPTEK di Indonesia yaitu masyarakat kita masih lemah dalam Penguatan
Sains Dasar dan Penguatan Dimensi
Sosial Kemanusiaan. Pengembangan sains dasar berperanan kunci dalam
menjamin keberlanjutan dari upaya pemanfaatan teknologi dan peningkatan daya
saing industrI. Tetapi, Masalahnya adalah masyarakat terpelajar kita kurang
adanya mental the esteem needs dan
the self-actualization needs (teori Abraham Maslov)